Komplex Pondok Pesantren Imam Bonjol Tegal Rejo no.18,Krajan - Ketindan Malang
+62 812 6144 915
alqosas47@gmail.com
Dunia Tempat Mengukir Keabadian
Dunia ini bukan tempat tinggal yang abadi, melainkan tempat ujian dan ladang amal bagi setiap insan.
Refleksi Qur'ani atas Realitas Dunia dan Kehidupan Akhirat 
Seri Daurah Intensif
Oleh : Ustadz Mashudi Abu Haidar Abdurrahim,LC

Dunia ini bukan tempat tinggal yang abadi, melainkan tempat ujian dan ladang amal bagi setiap insan. Di sinilah manusia mengukir takdir keabadiannya—apakah menuju rahmat atau menuju murka. Setiap keputusan, perbuatan, dan jalan hidup yang kita pilih akan meninggalkan jejak, dan jejak itu akan berbicara di hadapan Allah pada hari pembalasan.

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan."(QS. Al-Ankabut: 57)

1. Ancaman Bagi yang Lalai: Dunia yang Menyesatkan

Dalam Surah Al-Hajj ayat 8–10, Allah memperingatkan tentang azab bagi orang-orang yang berpaling dari kebenaran, yang sibuk mengejar dunia namun melalaikan akhirat. Mereka menolak petunjuk, bahkan memperolok-olok kebenaran tanpa ilmu.

"Dan di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk, dan tanpa kitab yang memberi cahaya..."

(QS. Al-Hajj: 8)

"Itulah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan sesungguhnya Allah tidak menzalimi hamba-hamba-Nya."(QS. Al-Hajj: 10)

2. Menumbuhkan Hidayah Seperti Memecahkan Batu

Hidayah tidak selalu hadir secara instan. Ia ibarat memecahkan batu besar—butuh pukulan berulang, kesabaran, dan ketekunan. Hidayah akan muncul sedikit demi sedikit, seiring ilmu dan tadabbur yang terus diupayakan.

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami." (QS. Al-Ankabut: 69)

🔨 Kesungguhan dalam belajar dan berdoa akan membuka jalan ke hati.

Hidayah akan tumbuh di hati yang sabar dan mau membuka diri.

3. Ilmu Harus Dicari, Bukan Diberi Seperti Rezeki

Rezeki berupa makanan atau pakaian bisa diberi oleh orang tua. Tapi ilmu dan petunjuk tidak bisa disuapkan. Ia hanya masuk jika seseorang membukakan pintu hatinya sendiri.

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur."(QS. An-Nahl: 78)

📚 Petunjuk adalah cahaya yang harus dicari.

Orang tua atau guru hanya memfasilitasi, namun upaya itu harus muncul dari dalam diri.

4. Belajar Al-Qur’an adalah Investasi Setelah Kematian

Majelis Al-Qur’an bukan sekadar kegiatan keilmuan, melainkan investasi untuk kehidupan setelah mati. Menuntut ilmu syar’i adalah amal jariyah, bahkan menjadi salah satu warisan yang tidak terputus.

"Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim)

🚤 Kajian Qur’an adalah bekal perjalanan panjang menuju kampung akhirat.

5. Refleksi Akhir: Manusia Adalah Pengukir Nasibnya Sendiri

Setiap manusia menulis takdir akhiratnya dengan pena amal di atas lembaran dunia. Petunjuk telah terbuka, jalan telah ditunjukkan. Tinggal manusia yang memilih jalannya.

"Sesungguhnya Kami telah menunjukkan jalan kepadanya, ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur."(QS. Al-Insan: 3)

✨ Dunia adalah ladang. Akhirat adalah panen. Siapa yang menanam kejujuran, kesabaran, dan iman, ia akan memetik kebahagiaan yang abadi.

Setiap amal adalah ukiran. Setiap hari adalah lembaran baru. Dan setiap keputusan yang kita ambil, sekecil apapun, akan memengaruhi bentuk ukiran akhir itu. Allah memberi manusia kehendak dan kemampuan untuk memilih; maka siapa yang memilih jalan kebenaran, sedang ia bersungguh-sungguh dalam meniti jalan itu, Allah akan membimbing dan membukakan hatinya.

"Maka siapa yang mengharap pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan tidak mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya."(QS. Al-Kahfi: 110)

Penutup: Dunia Bukan Sekadar Tempat Tinggal

Dunia bukan sekadar ruang untuk bertahan hidup. Ia adalah tempat yang Allah ciptakan sebagai ladang amal, arena ujian, dan jalan menuju keabadian. Di sinilah manusia diuji; bukan hanya melalui kesusahan, tapi juga melalui kelapangan. Bukan hanya melalui musibah, tapi juga melalui nikmat.

Sebagian manusia menjadikan dunia ini tujuan akhir, sibuk membangun istana dunia, namun lupa menyiapkan rumah di akhirat. Padahal dunia, seindah apapun ia tampak, hanyalah terminal singgah, bukan tempat tinggal yang sesungguhnya.

"Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kalian mengerti?"(QS. Al-An’am: 32)

Rezeki bisa datang bahkan kepada mereka yang tidak mencarinya dengan serius—karena itu adalah jaminan Allah bagi setiap makhluk-Nya. Tapi ilmu, hidayah, dan petunjuk tidak bisa datang tanpa usaha. Ia butuh kerendahan hati, kesungguhan jiwa, dan kebersihan niat.

"Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah akan pahamkan ia dalam agama."(HR. Bukhari dan Muslim)


Maka jadikanlah waktu di dunia ini sebagai peluang emas untuk menanam. Tanamkan amal shaleh, ilmu yang bermanfaat, dan dzikir yang menyucikan hati. Jangan biarkan satu haripun berlalu tanpa tadabbur, tanpa sujud, tanpa menapaki langkah kecil menuju Allah.


🔖 Ingatlah… Setiap amal hari ini adalah surat untuk masa depan kita di akhirat. Setiap langkah yang diambil adalah ukiran takdir yang akan dibaca ulang ketika kaki tak lagi bisa melangkah, dan tangan tak lagi mampu menulis.

“Dunia ini adalah ladang, dan akhirat adalah masa panen. Siapa yang menanam kebaikan hari ini, akan menuai kebahagiaan yang abadi esok hari.”

Ya Allah, jadikan dunia ini sarana untuk mengenal-Mu, bukan penghalang untuk mendekat kepada-Mu. Jangan Engkau jadikan dunia di hati kami, tapi jadikan ia di tangan kami, agar kami mampu menggunakannya untuk jalan menuju-Mu. Aamiin.